“Siri’ na pacce” adalah sebuah perkataan yang menjadi filosofi dasar orang bugis-makassar dalam menjalani kehidupannya, arti dari perkataan "siri" merupakan bahasa Makassar yang berarti rasa malu, sementara "pacce" merupakan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur. Perkataan ini menjadi pedoman hidup saya selaku keturunan dari Bugis-Makassar dalam hal menjalani kehidupan termasuk menuntut ilmu. Perkenalkan saya Ahmad Rafidi Sumar panggilan akrab Afid, seorang guru di SMAN 5 Gowa. Saya keturunan Bugis-Makassar yang berasal dari orang tua yang berbeda suku, ayah saya berasal dari suku Makassar sementara ibu saya berasal dari suku Bugis. Saya lahir di Solo Kabupaten Wajo, 19 Mei 1999 namun besar di kota bersejarah, yaitu Gowa Provinsi Sulawesi Selatan lebih tepatnya tempat tersejuk di Kabupaten Gowa dataran tinggi Malino. Saya memiliki satu orang adik yang masih berada di bangku SMA.
Saya mulai masuk di dunia pendidikan mulai dari tingkatan SD, saya berhasil masuk di SD Negeri Jonjo II yang letaknya dekat dengan rumah saya. Setelah lulus di bangku SD saya melanjutkan pendidikan di Kota tepatnya di SMPN 1 Sunggumiansa. Setelah itu saya masuk di bangku SMA, saya diterima di SMAN 2 Tinggimoncong yang merupakan salah satu SMA terbaik di sulawesi selatan. Pada tahun 2017 saya lulus dari SMAN 2 Tinggimoncong kemudian melanjutkan studi di Universitas Negeri Makassar melalui jalur SBMPTN. Sangat banyak pengalaman yang saya dapatkan setelah masuk di Universitas Negeri Makassar seperti pengalaman organisasi, pengalaman lomba dan pengalaman kuliah kerja nyata di daerah tempat pasca bencana gempa Majene. Pada tahun 2021 saya dinyatakan lulus dari Universitas Negeri Makassar dengan mendapatkan nilai 3.59 predikat Cumlaude (dengan pujian). Karena pentingnya sebuah pendidikan maka dari itu saya melanjutkan pendidikan S2 sesuai dengan jurusan yang saya ambil waktu S1 yaitu Pendidikan Kimia.
"Eja pi nikana doang” kalimat tersebut merupakan pepatah dari suku Bugis-Makassar yang memiliki arti seseorang dikenali atas karya dan perbuatannya, pesan dari pepatah itu ialah jika kita ingin dikenali oleh orang banyak maka buatlah sebuah karya besar atau lakukan sebuah perbuatan baik yang bisa bermanfaat ke orang lain, akan tetapi kita juga perlu hidup seperti air putih, yang tidak begitu mewah tapi sangat berarti.